Cara Budidaya Buah Apel – berkebunlah.blogspot.com,- Apel (Malus sylvestris Mill) adalah jenis buah-buahan yang umumnya disukai oleh banyak orang. Buahnya yang bertekstur agak keras dengan kulit agak keras memiliki rasa yang manis dan segar. Apel memiliki kandungan vitamin C dan B yang cukup tinggi, sering dijadikan sebagai makanan pengganti bagi para pelaku diet. Selain dikonsumsi secara langsung, apel sering juga dijadikan sebagai bahan pembuat minuman sari buah apel ataupun dihaluskan menjadi jus.
Apel termasuk kedalam jenis tanaman buah tahunan. Berasal dari daerah Asia Barat yang beriklim subtropis. Buah yang termasuk kedalam famili Rosaceae ini masuk ke Indonesia diperkirakan sejak tahun 1934 hingga sekarang. Apel memiliki bermacam-macam varietas dengan ciri-ciri yang berbeda-beda tiap jenisnya. Beberapa varietas unggulan antara lain: Manalagi, Princess Noble, Rome Beauty, Anna, dan Lali Jiwo/Wangli.
Daerah di dataran tinggi menjadi tempat apel dapat tumbuh dengan baik. Di Indonesia, sentra buah apel terdapat di Malang dan Pasuruan di Jawa Timur. Di daerah tersebut buah apel telah dibudidayakan sejak tahun 1950-an. Beberapa daerah lainnya yang juga menjadi pusat pembudidayaan apel adalah: Kayumas-Situbondo & Banyuwangi (Jawa Timur), Bali, Nusa Tenggara Barat, Tawangmangu (Jawa Tengah), Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
Cara Budidaya Buah Apel
Iklim
Apel akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan ideal: 1.000-1.200 mm/tahun. Banyaknya bulan basah dalam satu tahun adalah 6—7 bulan, dengan bulan kering 3—4 bulan. Sedangkan untuk cahaya matahari diperlukan sekitar 50—60% tiap harinya, khususnya ketika tengah pembungaan. Suhu yang ideal berkisar antara 16—27 derajat Celcius, dengan kelembaban udara sekitar 75—85%.
Media Tanam
Kriteria tanah agar apel dapat tumbuh dengan baik adalah yang memiliki lapisan organik tinggi, bersolum dalam, struktur tanah gembur, memiliki aerasi, dan memilliki penyerapan air serta porositas yang baik. Kadar pH tanah sekitar 6—7 derajat. Dan, tanah harus memiliki kandungan air yang cukup. Sedang untuk ketinggian, paling ideal adalah pada ketinggian 700—1200 meter diatas permukaan laut.
PEDOMAN PEMBUDIDAYAAN
Pembibitan
Sebelum proses penanaman apel pada area tanam, terlebih dahulu kita harus melakukan proses pembibitan hingga bibit menjadi siap tanam. Proses pembibitan ini umumnya memakan waktu yang cukup lama, oleh sebab itu jika anda tidak kepingin repot, anda bisa membeli benih apel siap tanam di toko botani atau toko perkebunan yang ada di kota anda.
Pengolahan Media Tanam
Area tanah yang akan dijadikan sebagai tempat penanaman diolah terlebih dulu dencan cara diangkul lalu dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Tidak perlu membuat bedeng, karena umumnya tanaman apel tidak membutuhkannya. Selanjutnya lakukan pengapuran agar keseimbangan pH tanah terjaga (dilakukan bila pH tanah kurang dari 6). Lalu berikan pupuk kandang sebanyak 20 kg pada tiap-tiap lubang tanam yang dicampur secara merata dengan tanah, kemudian biarkan selama 2 minggu.
Teknik Penanaman
Tanaman apel bisa ditaman dengan secara intercoping maupun monokultur. Untuk intercoping, dapat dilakukan dengan tanaman lain yang berhabitat rendah semisal bawang, cabai, dan lain-lain. Jangan menanam tanaman apel dengan jarak yang terlalu rapat karena nantinya akan menjadi sangat rimbun, menyebabkan sirkulasi udara kurang, kelembaban tinggi, serta meningkatkan pertumbuhan penyakit. Jarak tanam apel yang ideal tergantung varietas-nya. Untuk varietas Prices Moble dan Manalagi: 3—3,5 x 3,5 m, sedang untuk varietas Anna dan Rome Beauty: 2—3 x 2,5—3 meter.
Pembentukan Lubang Tanam
Tiap-tiap lubang tanam berukuran antara 50x50x50 cm hingga 1x1x1 m. Pisahkan tanah atas dan tanah bawah, tiap-tiapnya diberi campuran pupuk kandan sedikitnya 20 kg. Setelah selesai, biarakan selama kurang lebih 2 minggu, dan menjelang proses tanam, tanah galian tersebut dikembalikan lagi.
Cara Penanaman
Penanaman tanaman apel bisa dilakukan pada musim penghujan atau kemarau. Langkah-langkah penanaman bibit apel adalah sebagai berikut: Masukan tanah bagian bawah bibit kedalam lubang tanam; Masukan bibit ditengah lubang sambil diatur perakarannya agar menyebar; Masukan tanah bagian atas (top soil) kedalam lubang hingga sebatas akar lalu tambahkan tanah gailan lubang; Jika semua tanah telah masuk, tanah ditekan-tekan secara perlahan menggunakan tangan agar bibit tertanam dengan kuat dan lurus; Untuk menahan angin, bibit bisa ditahan pada ajir dengan ikatan longgar.
Pemeliharaan Tanaman
Pada tanaman apel tidak diperlukan penjarangan, hanya dilakukan penyulaman ketika terdapat tanaman yang mati atau dimatikan karena tidak menghasilkan. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti tanaman lama dengan tanaman baru, dan sebaiknya dilakukan ketika musim penghujan. Pemangkasan juga dilakukan bila terdapat bibit yang baru ditaman setinggi 80 cm dengan tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4—6 mata dan bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakitan dan tidak produktif, cabang yang menyulitkan pelengkukan, serta ranting atau daun yang menutupi buah. Pemangkasan ini dilakukan dari umur 3 bulan hingga didapat bentuk yang diinginkan (4—5 tahun).
Pemupukan
Pada musim penghujan/tanah sawah: Bersamaan rompes daun (kurang dari 3 minggu). NPK (15-15015) 1—kg/pohon atau bisa dengan campuran Urea, TSP, KCI/ZIK kurang lebih 3 kg/pohon dengan perbandingan 4:2:1. Sedangkan bila buah lebat (sekitar 2,5—3 bulan setelah rompes). NPK (15-15-15) 1 kg/pohon atau bisa dengan campuran Urea, TSP, KCI/ZK kurang lebih 1kg/pohon dengan perbandingan 1:2:1.
Pada musim kemarau/tanah tegal: Bersamaan rompes daun tidak diberi pupuk sebab tidak ada air. Sekitar 2—3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1—2 kg/pohon atau dengan campuran Urea, TSP, dan KCI/ZK kurang lebih 3kg/pohon dengan perbandingan 4:2:1.
Cara pemberian pupuk disebar di sekeliling tanaman sedalam kurang lebih 20 cm/ sejauh lebar daun, kemudian ditutup dengan tanah dan diairi. Untuk pemberian pupuk kandang, cukup dilakukan sekali dalam setahun (2x penen), 1—2 pikul setiap pohon ketika musim kemarau sehabis panen. Agar pertumbuhan optimal perlu juga diberikan pupuk daun dan ZPT pada 5—7 har hingga menjelang bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram/liter) ditambah Atonik/Cepha 1 cc/lier diselingi dengan Metalik-Multi Mikro dan 5 hingga 7 hari sekali sampai jelang panen (sekitar 2,5 bulan) dari rompes Gandasil D (1 gram/liter).
Diperlukan juga penggunaan zat pengatur tumbu Dormex sekali dalam setahun sehabis rompes (jangan sampai 10 hari sehabis rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan takaran 3 liter/200 liter air.
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman apel memerlukan pengairan yang memadai untuk tumbuh secara baik. Ketika musim penghujan, masalah air bisa terpenuhi, namun perlu diperhatikan juga agar tanaman jangan sampai tergenang oleh air, sehingga drainase yang baik sangat diperlukan. Sedang ketika musim kemarau, tanaman disiram sekurang-kurangnya 2 minggu sekali dengan cara dikocor.
Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan bisa dilakukan secara rutin 1—2 minggu sekali dengan dosis yang ringan. Dilakukan pada pagi atau sore hari. Jenis serta dosis pestisida yang digunakan tergantung pada hama ataupun penakit.
Pemeliharaan Lain
Perompesan: dilakukan untuk mematahkan masa dorman di daerah sedang. Pada daerah tropis, perompesan dilakukan untuk menggantikan musim gugur di daerah iklim sedang, baik secara manual (dengan tangan) 10 hari setelah panen maupun dengan cara menyemprotkan bahan kimia semisal Urea 10% ditambah Ethrel 5000 ppm 1 minggu sehabis panen, 2 kali dengan jeda satu minggu.
Pelengkungan Cabang: Dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah dengan cara membuang buah yang tidak normal akibat terserang hama/penyakit atau kecil-kecil. Untuk mendapatkan buah yang berkualitas baik hendaknya setiap satu tunah bersisi 3—5 buah.
Pembelongsongan Buah: Dilakukan 3 bulan sebelum masa panen dengan menggunakan kertas minyak berwarna putih hingga keabu-abuan yang pada bagian bawahnya berlubang. Untuk menghindari serangan burung dan kelelawar, juga untuk menjaga kemulusan warna buah.
PANEN
Umumnya panen dapat dilakukan ketika umur 4—5 bulan setelah bunga mekar—tergantung varietas dan iklim. Panen yang paling ideal dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yakni tingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri-cirinya: ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah dan segar, bila ditekan terasa kres.
Cara panen dilakukan dengna memetik buah dengan tangan secara serempak. Produksi buah apel sangat tergantung pada varietas, umumnya setiap pohon dapat memproduksi buah 6—15 kg.
Setelah dipetik, buah apel ditempatkan pada tempat yang teduh dan tidak tersinari cahaya matahari secara langsung. Pengumpulan jangan dilakukan dengan cara ditumpuk ataupun dilempar-lempar, harus dilaukan dengan hati-hati.
Untuk penyimpanan, disimpan pada tempat dengan suhu minus 6—0 deracar Celcius dengna precooling 2,2 derajat Celcius.
Cara Budidaya Buah Apel
Demikian langkah-langkah cara pembudidayaan buah apel yang bisa anda ikuti. Membudidayakan buah apel memiliki banyak keuntungan, sebab buah ini memiliki nilai komersil yang tinggi, dan termasuk jenis buah-buahan yang disukai oleh banyak orang. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Cara Budidaya Buah Apel"
Posting Komentar