Walaupun dewasa ini sudah lumayan banyak orang yang membudidayakan semut rangrang penghasil kroto, tetapi peluang pasarnya masih sangat terbuka lebar. terbukti dari beberapa pasar hewan yang ada pasokan kroto untuk kebutuhan perhari hanya terpenuhi beberapa persennya saja. Hal ini tentu saja kabar baik bagi orang yang tertarik atau baru akan memulai usaha budidaya semut rangrang ini.
Harga kroto dipasaran memang fluktuatif, tetapi di musim hujan kroto akan mengalami kelangkaan yang mengakibatkan meroketnya harga kroto di pasaran. Saat ini harga kroto dipasaran sekitar Rp. 100.000,- sampai Rp. 200.000,- /Kg untuk rata-rata tiap daerah, karena harga kroto berbeda
tiap daerah.
Analisa Budidaya Kroto
Dalam memulai usaha kroto, kita harus menganalisis usaha budidaya ternak kroto terlebih dahulu, ini untuk memudahkan kita dalam perencanaan target hasil budidaya itu sendiri. kita asumsikan harga kroto dipasaran Rp. 150.000,-/Kg.
- Investasi
- Jumlah indukan yang akan kita tangkar = 200 sarang, harga @Rp. 30.000,-
- Dari 200 sarang yang kita tangkar di awal budidaya akan menjadi 800 sarang setelah 2 (Dua) bulan
- Kandang rak 4 (Empat) buah @Rp. 250.000,- (Dengan memaksimalkan kayu lempeng bekas)
- Ember sedang/ besar 2 buah @Rp. 50.000,-
- Tempat pakan/ nampan kecil/ sedang 20 buah @Rp. 3.000,-
- Saringan/ Ayakan 1 Buah @Rp. 20.000,-
Total investasi awal budidaya : Rp. 6.000.000,- + Rp. 1.000.000,- + Rp. 100.000,-
+ Rp. 60.000,- + Rp. 20.000,- = Rp. 7.180.000,-
Total investasi diatas bisa berubah lebih sedikit atau lebih banyak, ditambah jika kita menyewa
lahan untuk budidaya tentu biaya akan menjadi lebih besar.
(Gambar dikutip dari distributorkroto.blogspot.com)
Setelah 2 (Dua) bulan sejak awal budidaya, sarang semut rangrang menjadi 800 buah. Kita asumsikan setiap 1 (Satu) sarang akan menghasilkan kroto sebanyak 100 gr/ 1 Ons. Untuk menjaga agak siklus panen tetap berjalan tiap bulan caranya adalah kita jangan memanen semua sarang yang ada, misalnya dari jumlah 800 sarang kita hanya akan memanen 600 sarang, sedangkan yang 200 sarang tetap dibiarkan menetas, tujuannya adalah untuk menjaga kelangsungan siklus semut rangrang tersebut. Siklus perkembangbikan semut rangrang terjadi sekitar 2 minggu sejak dari telur sampai menjadi semut dewasa.
Perhitungannya sebagai berikut:
1 Sarang = 1 Ons
600 Sarang X 1 Ons = 60 Kg
Jika harga 1 Kg kroto = Rp. 150.000,-, maka:
Rp. 150.000,- X 60 Kg = Rp. 9.000.000,-
Hasil angka diatas adalah hasil untuk 2 bulan pertama, selanjutnya anda bisa mengatur jadwal panen sesuka hati anda, bisa tiap hari, minggu, atau tiap bulan, tergantung target yang anda tetapkan. Budidaya semut rangrang tergolong lumayan untuk usaha yang tidak memerlukan modal besar, lahan yang luas dan waktu pemeliharaan yang banyak.
Pertanyaanya adalah apakah bisa?
Jawabannya tentu bisa, asal kita paham cara budidaya semut rangrang dengan benar, mulai dari awal sampai akhir
Pada artikel selanjutnya saya akan membahas tentang cara budidaya semut rangrang
0 Response to "PELUANG ANALISA BUDIDAYA KROTO"
Posting Komentar